Kamis, 26 Juli 2012

#kata hati

Aku bukanlah seorang yang pandai merangkai kata-kata,
aku juga bukan orang yang pandai berimajinasi,
Namun aku punya ribuan kata untuk diungkapkan,
ribuan kata tentang kata hati.

Ya, kata hati yang tidak bisa terungkapkan tentunya,
kata hati tentang aku, tentang dia, tentang kamu, tentang mereka,
yang mengganggu alam sadarku akhir-akhir ini.

kamu, ya kamu yang membuat tidurku tak tenang selama 3 bulan ini.
kamu yang telah menyakitiku,
kamu yang selalu kurindukan diam diam,
entahlah mengapa aku tak bisa berhenti memikirkanmu,


dia, dia yang telah bersamaku lebih dari 3 tahun ini,
dia yang selalu menyayangiku,
dia yang tak pernah menyerah untuk mempertahankanku,
ya, dia, kekasih terbaik yang pernah aku miliki.


dan lagi-lagi memang hati ku tak bisa diajak berkompromi,
di alam bawah sadarku secara jelas aku masih menginginkan kamu,
yahkatakanlah aku memang masih mencintaimu,

tapi kenyataan memang terkadang tak sesuai dengan apa yang kita harapkan,
kamu, seseorang yang kuharapkan bisa menjadi pendampingku kelak,
berpaling kepada wanita lain,

yah, aku memang terluka,
luka yang sangat dalam tentunya,
yang tak bisa hilang hanya dalam hitungan hari,

tetapi dia,
dia tetap setia menungguku,
menungguku untuk mencintainya lagi.

adilkah aku....
aku rasa tidak,

yah, aku memang egois terkadang,
aku terlalu menuruti kata hati,
aku tak membiarkan pikiranku bicara saat itu,
saat kamu membuatku jatuh cinta,
saat aku benar2 menyerahkan hatiku untukmu,

namun sekarang,
kenyataan telah menyadarkanku,
menyadarkanku bahwa memang aku bukan untuk kamu,
sepertinya Tuhan masih menginginkan aku bertahan dengan dia,
iya,
atau mungkin dia yang memang dipersiapkan Tuhan untuk bersamaku.

tapi jujur kuakui, aku tak pernah seyakin ini sebelumnya,
aku tak tahu apa maksud Tuhan mempertemukan aku dengan kamu,
dan merasa yakin kamu akan jadi suamiku,
meskipun kenyataan tak pernah seindah itu,

tapi aku tak pernah menyesal bertemu dengan kamu,
karena kamu telah mengajarkanku banyak hal.
tentang kedewasaan,
 tentang pengalaman hidup,
 tentang cinta,
tentang menyembuhkan luka hati,

kamu, ya kamu,
baik-baik ya dengan dia,
jangan kecewakan dia seperti aku,

Terimakasih untuk semuanya,

dan untuk dia, kekasihku,
terimakasih telah mempertahankan aku,
terimakasih telah begitu mencintaiku,
aku hanya tak tau
aku juga tak bisa membalas semua pengorbananmu,

aku pasrahkan semuanya pada Tuhan,
yah, memang Tuhan yang berhak atas hidupku, jodohku, dan matiku.

Terimakasih Tuhan, kamu, dan dia...

Senin, 02 Juli 2012

Patah Hati (2)

Cerita ini kutuliskan kembali karena tulisanku yang pertama tanpa sengaja terhapus dari blog ini.

Yah, Patah Hati (2) bukan merupakan judul lagu, atau judul sinetron, ini adalah ceritaku tentang pedihnya patah hati untuk yang kedua kalinya.


Dan laki laki yang membuat saya patah hati kali ini adalah laki-laki yang pernah aku ceritakan di blogku sebelumnya (Saat hati dan pikiran sedang tidak sinkron).
Yes, he is,

Dia teman kerjaku, laki2 yang menarik perhatianku di kantor ini, karena semua kriteria laki2 yang ku inginkan ada di dirinya.

Ironis memang jika melihat 1 bulan yang lalu aku masih dekat dan bahagia dengan dia, but now, the condition totally changed.

Tidak, aku tidak sepenuhnya menyalahkan dia atas kondisi ini, karena aku pun juga ikut andil,
aku yang mengecewakan dia terlebih dulu, walaupun aku tak pernah bermaksud untuk itu.
Tapi aku pun memang tak bisa berbuat apa2 selain meminta maaf.


yah, and time goes by, kita semakin jauh, semakin ga ngerti isi hati masing-masing, dan semakin susah pula untuk berbicara dari hati ke hati.

Aku sudah mencoba untuk bicara baik-baik sama dia, namun apa hasilnya, Nothing!
Karena egonya dan egoku terlalu tinggi,

Namun sebenarnya intinya adalah, dia tidak percaya padaku, pada perasaanku, bahkan ketika dia bertanya "apakah kamu akan jadi milikku? dan aku menjawab "iya' pun dia masih tidak percaya.


oke, keesokan harinya, aku berusaha untuk memperbaiki semuanya, mulai sms dia lagi, berusaha untuk mengembalikan kondisi seperti semula. but unfortunately, dia responnya biasa-biasa saja, sangat biasa malah,
Aku tak tau apa maunya,

Dan akhirnya, aku mengungkapkan semua perasaanku ke dia, semuanya aku kembalikan ke dia, apa yang akan dia lakukan terserah dia,

and yeah, disitulah aku melihat dia semakin dekat dengan salah satu teman kerjaku juga.
dia adalah satu2nya wanita yang membuatku cemburu selain istrinya. dan, cemburuku memang beralasan kan.

Mereka semakin dekat, dan puncaknya adlah waktu ke bromo bersama teman-teman kantor lainnya, disitulah rasa sakit hatiku benar-benar nyata.

Bukan karena apa-apa, tapi 3 minggu sebelum beranngkat ke bromo, dia yang mengajakku, dia yang menjanjikanku keindahan sunrise, dia juga menjanjikanku keindahan bersama,

Tapi kenyataannya, dia melakukan hal itu sama orang lain, di depan mataku.
Damn!!!

Hatiku rasanya kayak diiris-iris, bahkan lebih sakit dari itu,
And i can't stand my self for crying, but at least i'm not cry in front of my friends..

Dan disana aku galau total...
Perasaanku kacau sekacau kacaunya...
waktu di jalan, tak terasa air mataku terus menetes..
dan aku tak tau harus berbuat apa.
rasanya yang ada dipikiranku saat itu hanya, i wanna leave from that place, i wanna go faraway.
Tapi itu tak mungkin kulakukan,

dan yang membuatku marah, saat aku minta untuk pulang bareng ke malang, tapi dia menolaknya dengan berbagai alasan..
Gila... Aku bener2 ngerasa gila hari itu..
My bad day...


Jujur, aku kecewa banget sama dia, kemana janji-janji yang dulu pernah di ucapkan kepadaku.

"Suatu saat aku akan nikahin kamu"
"aku janji ga akan pernah ngecewain kamu"
"Aku janji akan buat kamu bahagia"
" Aku janji ga akan ninggalin kamu"

Do you know, dia mengucapkan kata2 itu tidak hanya sekali, tapi berkali2.. yah berkali kali.
Bahkan 3 minggu sebelum ke bromo, dia masih bilang sayang ke aku.
Bagaimana bisa waktu di bromo dia bilang sayang ke orang lain, dan bermesraan di depan mataku,

oke, i give up,
kalo dia ingin membalas sakit hatinya ke aku, dia sukses besar..


aku hanya bisa pasrah sekarang,
Yah, aku benar2 pasrah,

I'm not fine obviously, but i will be fine.
I'll try to be fine..


Dear you, Mr (A)

Terimakasih untuk 2 bulan kedekatan kita yang tak akan pernah kulupakan.
Terimakasih pernah menyayangiku,
Terimakasih untuk rasa sakit hati ini,
Terimakasih, kamu...